Selasa, 21 Desember 2010

IPV4 dan IPV6

IPv4 atau bisa disebut Internet protocol versi 4, ternyata sudah dikembangkan sejak awal tahun 70-an. Berbeda dengan perkembangan sistem operasi yang cukup cepat tiap tahunnya, perkembangan teknologi dalam bidang jaringan butuh waktu yang cukup lama. Saat muncul IPv6 atau Internet Protocol versi 6 ternyata masyarakat dunia masih butuh waktu yang lama untuk penyesuaian (sampai sekarang). Wajar saja sebenarnya, karena saat ini hampir seluruh pengguna internet dunia sudah terlanjur menggunakan IPv4 (istilahnya sudah nyaman), sehingga masih sangat sulit untuk mengimplementasikan IPv6, walaupun dari tingkat kehandalan jauh lebih baik dari pada IPv4.

Dasar pengembangan IPv6 disebabkan karena semakin banyaknya pengguna internet di dunia, dimana satu host harus memiliki IP Address nya sendiri-sendiri. Jumlah IP Address yang disediakan oleh IPv4 ternyata sudah tidak mencukupi kebutuhan dunia, karena panjang alamatnya cuman 32 bit sehingga hanya memungkinkan 232 (4.294.967.296) alamat. IPv6 bisa menyediakan alamat sejumlah 128 bit sehingga kemungkinannya ada 2128 (340.282.366.920.938.463.463.374.607.431.768.211.456) *buanyak banget kan…. Jadi in.Allah satu orang di dunia ini bakal dapet satu IP Adress *

Nah biar lebih gampang untuk tahu bedanya IPv4 dan IPv6, silakan lihat table dibawah ini :IPv4 IPv6
Panjang alamat 32 bit (4 bytes) Panjang alamat 128 bit (16 bytes)
Dikonfigurasi secara manual atau DHCP IPv4 Tidak harus dikonfigurasi secara manual,


bisa menggunakan address autoconfiguration.
Dukungan terhadap IPSec opsional Dukungan terhadap IPSec dibutuhkan
Fragmentasi dilakukan oleh pengirim dan


pada router, menurunkan kinerja router. Fragmentasi dilakukan hanya oleh pengirim.
Tidak mensyaratkan ukuran paket pada


link-layer dan harus bisa menyusun kembali

paket berukuran 576 byte. Paket link-layer harus mendukung ukuran paket 1280 byte dan harus bisa menyusun kembali paket berukuran 1500 byte
Checksum termasuk pada header. Cheksum tidak masuk dalam header.
Header mengandung option. Data opsional dimasukkan seluruhnya ke dalam extensions header.
Menggunakan ARP Request secara broadcast


untuk menterjemahkan alamat IPv4 ke

alamat link-layer. ARP Request telah digantikan oleh Neighbor Solitcitation secara multicast.
Untuk mengelola keanggotaan grup pada


subnet lokal digunakan Internet Group

Management Protocol (IGMP). IGMP telah digantikan fungsinya oleh Multicast Listener Discovery (MLD).


Bingung dengan penjelasan diatas?? Hmm santai saja, coba minta tolong ke mbah google aja ya karena penulis juga belum bisa memaparkan disini.


Sekarang kita akan belajar tentang cara pengalamatan IPv6, gampang kok ternyata…..

Kalo dalam pengalamatan IPv4 yang terdiri dari 32 bit, maka kita akan merepresentasikannya dalam format decimal bertitik. Kita potong alamat tersebut menjadi 4 blok sehingga tiap blok memiliki 8 buah bit dan tiap blok dipisahkan oleh titik

Contoh IPv4 :

Binernya :

11000000101010000000001100001001

Setelah dibagi 4 blok yang sama besar menjadi :

11000000. 10101000. 00000011. 00001001

Desimalnya :

192.168.2.9

Pada IPv6 yang memiliki 128 bit kita akan merepresentasikannya dalam format heksa decimal bertitik. Heksa decimal ini dulu pernah kita pelajari di COA (udah pernah dapet pelajaran ini kan? Bagaimana mengconvert data biner ke heksa desimal). Dari 128 bit tadi kita bagi menjadi 8 blok sama besar, sehingga tiap bloknya akan terdiri dari 16 bit dan dipisahkan oleh titik dua (:).

Contoh IPv6

Binernya :

0010000111011010000000001101001100000000000000000010111100111011

0000001010101010000000001111111111111110001010001001110001011010

Setelah dibagi 8 menjadi :

0010000111011010 : 0000000011010011 : 0000000000000000 : 0010111100111011

0000001010101010 : 0000000011111111 : 1111111000101000 : 1001110001011010

Heksa Desimalnya :

21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A

Untuk penyederhanaan dalam pengalamatan IPv6, maka kita bisa menghilangkan setiap angka 0 yang ada di awal blok. Walaupun demikian, tiap blok minimum harus berisi satu digit. Jadi kalau heksa decimal diatas disederhanakan maka hasilnya akan menjadi seperti ini :

21DA:D3:0:2F3B:2AA:FF:FE28:9C5A

Selain itu metode lain yang bisa dilakukan adalah dengan ZERO COMPRESSION, ini adalah sebuah teknik menghilangkan 0 jika terdapat deretan 0 sepanjang 16 bit. Hal penting dan wajib diingat bahwa ini hanya boleh dilakukan untuk 0 yang berderet dan panjangnya harus 16 bit. Jadi dalam satu blok itu semua bitnya harus 0, baru ZERO COMPRESSION bisa dilakukan. Deretan 0 yang panjang ini kemudian kita ganti degan tanda “::”.

Contoh :

1. FE80:0:0:0:2AA:FF:FE9A:4CA2 menjadi FE80:: 2AA:FF:FE9A:4CA2

2. FF02:0:0:0:0:0:0:2 menjadi FF02::2

3. FF02:30:0:0:0:0:0:5 menjadi FF02:30::5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar